Penetapan tekstur tanah dapat di lakukan baik di lapangan maupun di Laboratorium. Cara penetapan tekstur tanah di lapangan telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, sedangkan untuk analisis tekstur tanah di Laboratorium akan dijelaskan kali ini dengan menggunakan metoda pipet dan ayakan.
Prinsip kerja dari metoda ini, yaitu meliputi :
1. Tahapan Degradasi (pemisahan butiran tanah dari agen pengikatnya).
2. Tahapan Dispersi (pembebasan butiran tanah menjadi butiran-butiran tunggal).
3. Tahapan Fraksionasi (pemisahan butiran tanah berdasarkan ukuran).
Adapun cara menetapkan tekstur tanah di laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Alat dan Bahan
Alat yang diguanakan terdiri dari tabung silinder 1000 ml, pipet gondok, ayakan 50 µm, gelas ukur 200 ml, cawan aluminium, eksikator, oven, neraca analitik, tungku pemanas (hotplate), gelas piala 1000 ml, dan pipet tetes. Bahan yang dibutuhkan adalah tanah lolos ayakan 2 mm sebanyak 10 gr, H2O2 6 % dan 30 %, HCl 0,4 N, Asam asetat 99 %, Na- Hexamethafosfat 0,0006 N , dan aquadest.
b. Prosedur Kerja :
Sampel tanah yang telah diayak 2 mm ditimbang 10 g dan dimasukkan ke dalam gelas piala 1000 mL, kemudian ditambahkan 30 mL H2O2 10 % dan 6 tetes Asam asetat. Gelas tersebut ditutup dengan gelas arloji dan biarkan semalam. Selanjutnya ditambahkan lagi 10 mL H2O2 30 % dan dipanaskan di atas penangas air sampai buihnya habis. Larutan HCl 0,4 N ditambahkan sebanyak 45 mL, dikocok dan dibiarkan semalam, airnya dibuang dan ditambahkan lagi aquadest, diulangi sampai tiga kali. Selanjutnya ditambahkan 20 mL Na-hexametaphosphate 10 %, kemudian dikocok dengan pengocok horizontal selama 30 menit. Setelah itu disaring basah dengan ayakan 50 mikron dan cairannya ditampung dengan gelas ukur 1000 mL, maka diprolehlah pasir, pasir tersebut dimasukkan ke dalam cawan aluminium yang telah diketahui beratnya lalu diovenkan pada suhu 105° C selama 24 jam sampai kering kemudian dipindahkan ke dalam eksikator selama 15 menit dan ditimbang, maka diperoleh berat pasir kering (a gram).
Cairan dalam gelas ukur saringan tadi dicukupkan menjadi 1000 mL, kemudian dikocok sampai homogen dan dipipet sebanyak 20 mL pada kedalaman 5 cm lalu dimasukkan ke dalam cawan aluminium kemudian dipanaskan di atas tungku pemanas sampai airnya habis. Selanjutnya dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105° C selama 24 jam, lalu ditimbang maka diperoleh berat debu dan liat (b gram).
Larutan dalam gelas tadi dikocok sampai homogen dan dibiarkan selama 3 jam 36 menit dengan suhu 27° C (diletakkan pada bak sedimen). Selanjutnya dipipet 20 mL sedalam 10 cm lalu dimasukkan ke dalam cawan dan dikeringkan di atas tungku pemanas sampai airnya habis lalu diovenkan pada suhu 105° C selama 24 jam. Setelah itu ditimbang berat keringnya, maka diperoleh berat liat (c gram). Hitung berat debu sehingga diperoleh persentase pasir, debu, dan liat.
c. Perhitungan :
Misalkan berat pasir (a) , berat debu + liat (b) dan berat liatnya (c), maka :
- Berat debu = (b – c) x 50 ………………….. d
- Berat liat = c x 50 ………………….. e
- Berat total (T) = a + d + e
- % P = a/T x 100 %
- % D = d/T x 100 %
- % L = e/T x 100 %
Dari hasil perhitungan persentase pasir, debu dan liat, lalu diproyeksikan pada segitiga tekstur menurut USDA, maka didapat kelas tekstur tanah tersebut.
0.000000
0.000000